Danbarulah tiga tahun lalu naskah itu kembali pun selama ini seringkali hanya terkotak pada jenisnya yang tergolong sastra lama—buku Puisi Lama Sutan Takdir Alisjahbana yang dicetak berkali-kali hingga sekarang mengukuhkan itu, tanpa ruang untuk menghamparkan secara lebih leluasa suara apa yang terdengar dan topik-topik apa sajakah mengapanaskah reportase digolongkan sebagai naskah nonfiksi. SD. SMP. SMA SBMPTN & UTBK. Produk Ruangguru. Beranda; SD; Bahasa Indonesia; mengapa naskah reportase digolongkan sebagai naska IN. Ikrima N. 04 Maret 2022 13:46. Pertanyaan. mengapa naskah reportase digolongkan sebagai naskah nonfiksi . 7. 1. Jawaban terverifikasi PokokBahasan: Naskah Reportase & Naskah W awancara. Tujuan dan Instruksional Khusus: Dengan memperoleh materi ini, mahasiswa diharapkan mengerti d an memahami tentang Peranan Komunikator, Reportase, & Pewawancara.. Naskah Reportase. Reportase adalah laporan pandangan mata, baik langsung maupun tunda, dari lokasi peristiwa. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga Tergolongapakah naskah teks reportase - 26878476 kylereese276 kylereese276 16.02.2020 B. Indonesia Sekolah Menengah Pertama terjawab Tergolong apakah naskah teks reportase Iklan Iklan Rahmat36798 Rahmat36798 Jawaban: Ter golong dalam teks non-fiksi . Moga bermanfaat . Maaf kalau salah. Penjelasan: he jangan lupa nanti Makasi ya ya udh ContohNaskah Reportase. Yah terima kasih Gita distudio. Pemirsa berjumpa lagi dengan saya Risalatul Khoirotunisa. Saya disini akan menyampaikan berita tentang " Terbakarnya Bus Akas". Pemisa saat ini saya sedang berada tepat di area terminal Genteng, Banyuwangi. Di sini terlihat sebuah bus transjakarta yang terbakar hangus, sesaat akan Apakahpenyebab terjadinya pergantian musim di dunia? 2. Jelaskan peristiwa revolusi bumi! Tergolong apakah naskah teks reportase? 5. Siapa pencipta lagu "Tik-Tik Bunyi Hujan"? Sebarkan link: Materi lain: Kelas 1. BDR Rangkuman Materi Kelas 1 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1. BDR Rangkuman Materi Kelas 1 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 2 AlZN6E. — Jurnalistik adalah proses atau aktivitas pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan publikasi berita melalui media dimaksud “pengumpulan” collecting/gathering adalah “berburu” hunting bahan berita dengan melakukan reportase reportage atau peliputan Reportase Secara bahasa, reportase artinya pemberitaan, pelaporan, atau laporan kejadian KBBI.Kamus Google mengartikan reportase reportage sebagai “”the reporting of news, for the press and the broadcast media” pelaporan berita, untuk pers dan media penyiaran.Kamus Cambridge mengatikan reportase sebagai “the activity of, or style of, reporting events in newspapers or broadcasting them on television or radio”.Secara istilah, menurut Steve Weinberg –sebagaimana dikutip Romeltea Media, reportase berasal dari bahasa Latin, reportare, yang berarti “membawa pulang sesuatu dari tempat lain”.Dengan demikian, reportase adalah aktivitas sekaligus cara wartawan dalam mengumpulkan data dan fakta guna menyajikan dan fakta yang berhasil dikumpulkan lalu disusun dalam sebuah naskah berupa “rekonstruksi peristiwa” dengan “jalan cerita” yang mengacu pada unsur berita 5W+ Apa yang terjadi?Who Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?Why Mengapa hal itu bisa terjadi?When Kapan peristiwa itu terjadi?Where Di mana peristiwa itu terjadi?How Bagaimana peristiwa itu terjadi?Keenam unsur berita itulah yang harus diliput atau dicatat oleh wartawan sehingga memudahkannya dalam menulis yang diliput harus bernilai berita. Dalam jurnalistik dikenal nilai-nilai berita news values antara lainMagnitude — besar-kecilnya dampak peristiwa kepada masyarakatHuman Interest — menarik atau tidaknya dari segi ragam cara hidup manusiaProminence — besar-kecilnya ketokohan orang yang terlibatProximity — jauh-dekatnya lokasi peristiwa dari pembacaTimeliness — kebaruan dari peristiwa ReportaseDalam mengumpulkan data dan fakta peristiwa, ada tiga teknik atau cara. Ketiganya merupakan aktivitas rutin wartawan WawancaraWawancara merupakan bentuk reportase dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang tentang suatu disebut juga “wawancara jurnalistik” untuk membedakan dengan wawancara lain, seperti wawancara kerja atau “wawancara” interogasi polisi. Wawancara dapat didefinisikan sebagai proses penggalian atau pengumpulan informasi, fakta, atau data tentang sebuah peristiwa atau tidak ada liputan peristiwa tanpa wawancara. Wartawan pastinya harus bertanya wawancara kepada narasumber. Dalam hal ini, misalnya saksi, panitia, korban, pembicara, polisi, terdakwa, dan yang menjadi objek wawancara disebut narasumber atau sumber berita news source.Narasumber dibedakan menjadi duaNarasumber primer — narasumber yang paling tahu dan memiliki peranan penting dalam sebuah sekunder — narasumber yang keterangannya hanya berfungsi untuk melengkapi atau ObservasiObservasi adalah teknik reportase berupa datang ke lokasi kejadian, mengamati, dan mengumpulkan data dan fakta ini merupakan pengamatan langsung di tempat kejadian perkara atau TKP. Dengan “terjun langsung” atau hadir di lapangan, wartawan akan merasakan langsung peristiwa yang terjadi sehingga ia bisa menyampaikan informasi yang valid kepada para Riset DataRiset Data disebut juga Studi Literatur, Studi Pustaka, atau Riset Dokumentasi, yaitu mengumpulan data, fakta, atau bahan berita melalui arsip, buku, referensi, dan sumber dokumen lainnya, termasuk internet riset online, terkait dengan berita yang akan ReportaseDalam reportase dikenal pula istilah Follow Up System dan Beat System1. Follow Up System yaitu mencari informasi berdasarkan isu atau masalah yang sudah menjadi berita di mengembangkan berita itu atau mencari informasi terbaru perkembangan baru sebagai bahan berita baru –melengkapi, mempertajam, atau menekankan hal-hal khusus dari berita Beat System yaitu wartawan ”ngepos” atau ”mangkal” pada lembaga atau tempat-tempat tertentu yang dipandang sebagai ”sumber informasi”.Wartawan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-tempat lain yang dimungkinkan munculnya hal-hal yang dapat menjadi Dasar-Dasar Jurnalistik berupa Teknik Reportase.*ReferensiAsep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Rosdakarya, Bandung Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Batic Press, Bandung, Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, Simbiosa, Bandung, postsSEO Jurnalistik untuk Wartawan Media OnlinePengertian Komunikasi Interpersonal dan ContohnyaLevel Komunikasi, Jenis-Jenis Komunikasi Berdasarkan AudiensPodcast vs Vodcast, Pengertian dan PerbedaannyaClickbait Wajah jurnalisme online yang berubahTips Public Speaking Cara Meningkatkan Keterampilan Berbicara di Depan Umum MODULTeknik Reportase & WawancaraOleh Rahmadya Putra Nugraha, BahasanNaskah Reportase & Naskah WawancaraTujuan dan Instruksional KhususDengan memperoleh materi ini, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami tentang Peranan Komunikator, Reportase, & Pewawancara.​Naskah ReportaseReportase adalah laporan pandangan mata, baik langsung maupun tunda, dari lokasi peristiwa. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung, misalnya -Latar belakang peristiwa-Dalam rangka apa peristiwa diadakan-Hal serupa kapan pernah diadakan, dan lain-lainSifat reportase adalah sistematis dan reportase berbentuk pointers yang berisi hal-hal penting saja dan yang ada kaitan dengan apa yang dilaporkan. Reporter melakukan kombinasi apa yang dilihat dengan referensi lain yang relevan, yang sudah dicatat dalam bentuk prosesnya, reporter dituntut memiliki keterampilan dalam melaporkan, dan keterampilan ini hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Semakin banyak melakukan reportase, seorang reporter akan semakin matang dalam melakukan reportase langsung di dan berita berbeda dalam teknik penyajian, yaitu teknik reportase dan teknik penyajian berita. Sekalipun demikian, baik reportase maupun berita, keduanya merupakan karya berfungsi menjelaskan atau melaporkan apa yang dilihat di lokasi kejadian, sedangkan berita berfungsi menginformasikan fakta yang timbul sebagai akibat adanya suatu peristiwa dan atau pendapat. Dengan demikian, reportase memiliki fungsi lebih luas, yaitu selain menginformasikan, juga menjelaskan, sedangkan berita hanya menginformasikan meliput peristiwa, penting diperhatikan Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia KEWI Doctrine Doktrin kejujuran yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartwan pertama yang menyiarkan atau both side/news balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah dan ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta atau data beberapa kali sebelum reportase adalah sebagai berikut peristiwa dan jalan ricek, jalan sudut sudut lead atau introMenurut keluasan informasi yang diberikan reportase dibagi menjadi 3 tiga1. ​Reportase Dasar straight news2.​Reportase Madya news feature3. ​Reportase Lanjutan news analysisTiga kegiatan jurnalistik diatas ibarat sebuah rumah. Reportase Dasar mutlak dipakai dalam Reportase Madya serta Reportase Lanjutan. Tetapi tidak demikian sebaliknya. Banyak teknik-teknik Reportase Lanjutan yang tidak perlu dipakai dalam Reportase Madya dan Reportase Dasar. Demikian juga halnya teknik Reportase Madya dalam Reportase pokok diantara ketiganya adalah cakupan informasi. Berita tidak lagi sekedar peristiwa langsung straight seperti pada Reportase Dasar, tetapi sudah dilengkapi dengan sosok featured seperti dalam Reportase Madya karena lebih luas informasinya. Atau akan menjadi Reportase Lanjutan, jika Reportase Madya tersebut dilengkapi dengan analisa News analysis.Dalam penyajian berita televisi dengan sistem ROSS, reporter penyaji atau penyampai harus disebutkan, sebagai pertanggungjawaban isi naskah berita yang ROSS mempunyai beberapa makna, yaitu Reporter On the Spot and On the ScreenReporter berada di lokasi dan sewaktu menyajikan muncul di layar On the Spot and Off the ScreenReporter berada di lokasi dan sewaktu menyajikan tidak muncul di layar Off the Spot and On the ScreenReporter tidak berada di lokasi, tetapi dalam penyajian reporter muncul di layar Off the Spot and Off the ScreenReporter tidak berada di lokasi dan tidak muncul di layar InformasiTugas seorang reporter pada dasarnya adalah mengumpulkan informasi, yang membantu publik untuk memahami peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi kehidupan mereka. Penggalian informasi ini membawa sang reporter untuk melalui tiga lapisan atau tahapan peliputanLapisan pertama, adalah fakta-fakta permukaan. Seperti siaran pers, konferensi pers, rekaman pidato, dan sebagainya. Lapisan pertama ini adalah sumber bagi fakta-fakta, yang digunakan pada sebagian besar berita. Informasi ini digali dari bahan yang disediakan dan dikontrol oleh narasumber. Oleh karena itu, isinya mungkin masih sangat sepihak. Jika reporter hanya mengandalkan informasi lapisan pertama, perbedaan antara jurnalisme dan siaran pers humas menjadi sangat kedua, adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si reporter. Di sini, sang reporter melakukan verifikasi, pelaporan investigatif, liputan atas peristiwa-peristiwa spontan, dan sebagainya. Di sini, peristiwa sudah bergerak di luar kontrol narasumber awal. Misalnya, ketika si reporter tidak mentah-mentah menelan begitu saja keterangan Humas PT. Lapindo Brantas, tetapi si reporter datang ke lokasi meluapnya lumpur, dan mewawancarai langsung para warga korban lumpur di Sidoarjo, Jawa ketiga, adalah interpretasi penafsiran dan analisis. Di sini si reporter menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa, penyebab-penyebabnya, dan konsekuensinya. Publik tidak sekadar ingin tahu apa yang terjadi, tetapi mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa peristiwa itu terjadi. Apa makna peristiwa itu bagi mereka, dan apa yang mungkin terjadi sesudahnya dampak susulan dari peristiwa tersebut.Seorang reporter harus selalu berusaha mengamati peristiwa secara langsung, ketimbang hanya mengandalkan pada sumber-sumber lain, yang kadang-kadang berusaha memanipulasi atau memanfaatkan pers. Salah satu taktik yang dilakukan narasumber adalah mengadakan media event, yakni suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menarik perhatian pengecekan latar belakang, observasi langsung, dan langkah peliputan yang serius bisa memperkuat, dan kadang-kadang membenarkan bahan-bahan awal yang disediakan Wawancara1. Definisi dan Tujuan WawancaraWawancara bahasa Inggris interview merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang Bentuk WawancaraAdapun bentuk wawancara dibagi menjadi beberapa macam, yaknia. Wawancara Berita, dilakukan untuk mencari bahan Wawancara Petunjuk umum, dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih Wawancara Telepon, yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat Wawancara Pribadi, dilakukan secara Wawancara dengan banyak orang, dilakukan ditempat Wawancara Impromtu, wawancara dadakan / mendesak .g. Wawancara Kelompok, di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang,pejabat, seniman, olahragawan dan Komponen yang menunjang wawancaraDalam wawancara, keberhasilan akan dicapai apabila terdapat komponen di bawah inia. adanya pewawancarab. adanya yang diwawancaraic. adanya masalahd. adanya tujuane. adanya alat sebagai media, dan lain Pokok-pokok Pertanyaan dalam WawancaraPokok-pokok ini dikenal dengan istilah 5W +1H, yaitua. what apa,b. where di mana,c. when kapan,d. why mengapa,e. who siapa,f. how bagaimana/berapa5. Menulis Dialog wawancaraDalam menulis dialog wawancara, dialog harus ditulis dengan tipe penulisan kalimat langsung. Untuk mempermudahkan sistematika penulisan naskah teks wawancara secara umum, perhatikan TRIK LEBAH di bawah ini!Nama Berisi nama tokoh yang berdialog;Tanda titik dua tanda ini dipergunakan dalam naskah dialog;Tanda petik awal “... tanda ini dipergunakan untuk mengapit dialog percakapan;Dialog Percakapan ditulis dengan diawali huruf kapital padahuruf pertama;Tanda baca Tanda baca disesuaikan dengan jenis kalimat percakapannya;Tanda petik akhir …” tanda ini dipergunakan untuk menutup “Apa pendapat bapak tentang kebersihan lingkungan?”Ditinjau dari struktur wawancaranya, wawancara dikelompokkan menjadi 3 oWawancara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal, atau berfokus​Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara. Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali.​Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran partisipan. Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban. Hal ini dapat ditindaklanjuti, tetapi peneliti juga mempunyai agenda sendiri yaitu tujuan penelitian yang dimiliki dalam pikirannya dan isyu tertentu yang akan digali. Namun pengarahan dan pengendalian wawancara oleh peneliti sifatnya minimal. Umumnya, ada perbedaan hasil wawancara pada tiap partisipan, tetapi dari yang awal biasanya dapat dilihat pola tertentu. Partisipan bebas menjawab, baik isi maupun panjang pendeknya paparan, sehingga dapat diperoleh informasi yang sangat dalam dan rinci.​Wawancara jenis ini terutama cocok bila peneliti mewawancarai partispan lebih dari satu kali. Wawancara ini menghasilkan data yang paling kaya, tetapi juga memiliki dross rate paling tinggi, terutama apabila pewawancaranya tidak berpengalaman. Dross rate adalah jumlah materi atau informasi yang tidak berguna dalam Semi Berstruktur​Wawancara ini dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam penelitian kuantitatif. Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu. Namun pedoman wawancara menjamin bahwa peneliti mengumpulkan jenis data yang sama dari para partisipan. Peneliti dapat menghemat waktu melalui cara ini. Dross rate lebih rendah daripada wawancara tidak berstruktur. Peneliti dapat mengembangkan pertanyaan dan memutuskan sendiri mana isyu yang dimunculkan.​Pedoman wawancara berfokus pada subyek area tertentu yang diteliti, tetapi dapat direvisi setelah wawancara karena ide yang baru muncul belakangan. Walaupun pewawancara bertujuan mendapatkan perspektif partisipan, mereka harus ingat bahwa mereka perlu mengendalikan diri sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dan topik penelitian berstruktur atau berstandard​Peneliti kualitatif jarang sekali menggunakan jenis wawancara ini. Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh tidak kaya. Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan partisipan ditanyakan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula. Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner survei yang tertulis. Wawancara ini menghemat waktu dan membatasi efek pewawancara bila sejumlah pewawancara yang berbeda terlibat dalam penelitian. Analisis data tampak lebih mudah sebagaimana jawaban yang dapat ditemukan dengan cepat. Umumnya, pengetahuan statistik penting dan berguna untuk menganalisis jenis wawancara ini. Namun jenis wawancara ini mengarahkan respon partisipan dan oleh karena itu tidak tepat digunakan pada pendekatan kualitatif. Wawancara berstruktur bisa berisi pertanyaan terbuka, namun peneliti harus diingatkan terhadap hal ini sebagai isyu metodologis yang akan mengacaukan dan akan jadi menyulitkan analisisnyaRahmadya Putra N., Posting berikut ini mengulas pengertian reportase jurnalistik, teknik reportase, dan contohnya. Reportase merupakan keterampilan dasar sekaligus tuga utama wartawan reporter. Reportase merupakan bagian dari proses pembuatan berita. Pengertian Reportase Reportase artinya pemberitaan atau pelaporan. Dari kata “report” yang artinya “melaporkan” atau “memberitakan”. Reportase berasal dari kata reportage Inggris. Mirriam Webster Dictionary mengartikan reportage sebagai “the act or process of reporting news” aksi atau proses pemberitaan dan “something as news that is reported” sesuatu yang dilaporkan”. Kamus Bahasa Indonesia KBBI mengartikan reportase sebagai “pemberitaan”, “pelaporan, dan “laporan kejadian berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan. “Kamus Google” mengartikan reportase sebagai berikut The reporting of news, for the press and the broadcast media. Melaporkan berita untuk pers dan media penyiaran. Factual presentation in a book or other text, especially when this adopts a journalistic style. Presentasi faktual di buku atau teks lainnya, khususnya ketika mengadopsi gaya jurnalistik. Laman Glosarium mengartikan reportase sebagai “proses pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya jurnalistik”. Ensiklo mendefinisikan reportase sebagai berikut reportase adalah aktivitas atau kegiatan dari reporter/jurnalis untuk turun ke lapangan melakukan observasi langsung dan tidak langsung, mengumpulkan fakta-fakta dan data mengenai sebuahperistiwa/isu yang sedang terjadi, lalu merangkainya menjadi sebuah bahan laporan/tulisan. Dalam konteks jurnalistik, reportase adalah proses pengumpulan data untuk menyusun berita. Reportase bisa dikatakan merupakan proses jurnalistik terpenting karena dari proses inilah terkumpul bahan-bahan atau informasi untuk diberitakan. Reportase adalah proses mengumpulkan data dan fakta sebuah peristiwa sebagai bahan penulisan atau penyajian berita di media massa. Teknik Reportase Teknik Reportase ada tiga 1. Observasi Teknik reportase observasi pengamatan yaitu wartawan langsung datang ke lokasi kejadian, mengamati, dan mengumpulkan data atau fata kejadian tersebut mengacu pada formula 5W1H. Pengamatan merupakan teknik reportase dengan cara mengamati baik setting maupun alur sebuah peristiwa di lapangan atau lokasi kejadian. Wartawan menggunakan semua indera saat melakukan pengamatan. Dengan terjun langsung ke lapangan, reporter akan merasakan langsung peristiwa yang terjadi di lapangan sehingga ia bisa menyampaikan informasi yang valid kepada pembaca. 2. Wawancara Wawancara adalah proses reportase dengan cara bertanya kepada narsumber untuk menggali informasi atau keterangan. Narasumber dalam wawancara bisa pengamat, pelaku, saksi, korban, dan siapa pun yang memiliki informasi. Wawancara merupakan bentuk reportase dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang tentang suatu peristiwa. Orang yang menjadi objek wawancara disebut narasumber. Unsur berita 5W1H menjadi pertanyaan yang wajib dalam sebuah wawancara. Rumus ini digunakan untuk mengetahui jalan sebuah peristiwa yang hendak reporter jadikan berita. Narasumber dalam wawwancara terbagi dua, yaitu narasumber primer narasumber yang paling tahu dan memiliki peranan penting dalam sebuah peristiwa dan narasumber sekunder narasumber yang keterangannya hanya berfungsi untuk melengkapi atau mendukung. Selengkapnya Teknik Wawancara Jurnalistik 3. Riset Data Disebut juga studi literatur dan riset dokumentasi, yaitu wartawan membuka-buka arsip, buku, atau referensi terkait dengan berita yang akan ditulisnya. Dalam memilah bukti, semua indera kita harus terlibat untuk memilah mana yang berarti dan tidak berarti untuk mendukung suatu peristiwa. Riset data termasuk mencari latar belakang informasi yang bisa memperkaya sebuah tulisan atau berita. News Processing Proses pembuatan berita Reportase adalah bagian dari proses pembuatan news processing, yaitu tahap kedua news hunting, news gathering. Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi. Dalam rapat redaksi, para wartawan bisa mengajukan usulan-usulan topik liputan. Usulan itu sendiri bisa berasal dari berbagai sumber. Misalnya Undangan liputan dari pihak luar, konferensi pers, siaran pers, berita yang sudah dimuat atau ditayangkan di media lain, hasil pengamatan pribadi si jurnalis, masukan dari narasumber/informan, dan sebagainya. Proses Pembuatan Berita meliputi 1. News Planning, Perencanaan Berita. Dalam tahap ini redaksimelakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yangakan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dankode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tematulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagiantugas di antara para wartawan. 2. News Hunting, Pengumpulan Bahan Berita. Inilah tahap reportase. Setelah rapat proyeksidan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensiatau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara. Tahap reportase ini disebut juga “pengumpulan berita” news gathering, yakni pengumpulan bahan berita. 3. News Writing, Penulisan Berita. Setelah data terkumpul, wartawan menulis naskah berita atau melaporkannya di media tempat ia bekerja. Wartawan televisi dan radio bisa melaporkannya secara live. Berita yang baik harus memenuhi unsur berita 5W+1H What – Apa yang terjadi, acara apa, peristiwa apa. Who – Siapa pelaku, korban, penyelenggara, atau yang terlibat dalam peristiwa. Where – Di mana kejadiannya lokasi, tempat When – Kapan terjadinya waktu, hari, tanggal Why – Kenapa terjadi latar belakang, penyebab, pemicu, tujuan acara How – Bagaimana kejadiannya proses, detail, suasana, dll. 4. News Editing, Penyuntingan Berita Naskah berita yang sudah ditulis disunting dari segi redaksional bahasa dan isi substansi. Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik. Di media cetak suratkabar, tabloid, majalah, penyuntingan juga termasuk “pemotongan” cutting untuk menyesuaikan panjang naskah dengan space atau kolom yang tersedia. Contoh Reportase Meliput Seminar Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia mengamati jalannya acara, jumlah hadirin, materi pembicaraan, mengambil makalah jika ada, mengambil foto/memotret jika tidak ada fotografer, lalu wawancara panitia, narasumber, dan peserta jika diperlukan. Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi 5W+1H yang merupakan Unsur-Unsur Berita sebagaimana sudah dijelaskan di atas. Demikian ulasan ringkas tentang pengertian, teknik, dan contoh reportase jurnalistik. Wasalam. - Reportase merupakan salah satu teknik peliputan berita. Ada tiga jenis tahapan reportase, yaitu reportase dasar, reportase madya, dan reportase lanjutan atau mendalam. Sebagai salah satu kegiatan jurnalistik, reportase dilakukan guna mencari dan mengumpulkan fakta, untuk selanjutnya disusun menjadi sebuah pemberitaan yang reportase Reportase berasal dari kata report’ dalam bahasa Inggris, yang artinya melaporkan atau memberitakan. Menurut Heni Suryani dalam buku Cara Praktis Reporter Pemula Memburu Berita 2020, reportase adalah proses pelaporan sebuah berita atau kegiatan peliputan berita, serta pengumpulan fakta mengenai unsur berita dari berbagai sumber atau narasumber, yang kemudian disusun dan disajikan ke publik. Reportase juga bisa diartikan sebagai kegiatan jurnalistik, berupa peliputan langsung sebuah peristiwa di lokasi juga Jurnalisme Investigasi Pengertian dan 5 Elemen Pentingnya 3 tahapan reportase Mengutip dari buku Menjadi Jurnalis Handal 2019 karya Ridwan Nuh, reportase memiliki tiga tahapan atau jenjang. Tiap tahapan tersebut punya teknik khas yang membedakannya satu sama lain. Reportase dasar Adalah teknik peliputan berita pada tahap dasar atau awal. Berita yang dihasilkan dari reportase dasar berupa straight news atau berita langsung. Ciri berita straight news adalah singkat biasanya tersusun dari dua hingga enam alinea, bersifat padat, langsung kepada inti persoalan, serta mengandung unsur 5W+1H What, Why, Who, When, Where, dan How. Reportase madya Dibanding reportase dasar, reportase madya sifatnya lebih kompleks. Karena cakupan informasinya jauh lebih luas dan banyak. Reportase madya adalah teknik reportase yang jangkauannya lebih luas daripada berita straight news. Reportase madya akan menghasilkan berita feature yang lebih berfokus pada sisi human interest. . Oleh Cahyadi Takariawan . Syawalan dan lebaran adalah tradisi, bukan ritual agama. Yang merupakan ritual agama adalah puasa Ramadhan, shalat Idul Fitri dan zakat fitrah. Sedangkan silaturahmi, saling memaafkan, dan memberi hadiah saat lebaran, adalah tradisi atau budaya masyarakat. Meski tidak mudik, namun sebagai penulis kita bisa membuat karya bermanfaat dari kegiatan yang kita lakukan. Salah satunya, di momentum lebaran kita bisa membuat banyak reportase yang bisa dipublikasikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBB, reportase adalah pemberitaan; pelaporan teknik –diajarkan kepada wartawan; laporan kejadian berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan. Secara teknis, biasanya dilakukan oleh para jurnalis untuk media cetak dan elektronik. Namun di zaman medsos saat ini, semua orang bisa membuat reportase. Tidak harus jurnalis, setiap netizen bisa membuat reportase dan memublikasikan melalui berbagai media online. Ini menjadi aktivitas yang mengasyikkan. Membuat reportase artinya Anda melaporkan kejadian, peristiwa, atau kondisi yang Anda lihat atau Anda alami sendiri. Bisa juga membuat reportase berdasarkan sumber rujukan / kepustakaan –bukan pengalaman langsung. Namun nilainya akan lebih kuat apabila membuat reportase berdasarkan pengalaman langsung. Bagaimana Cara Membuat Reportase yang Kuat? Sebagai warga masyarakat biasa –bukan jurnalis, kita bahkan bisa membuat reportase dengan lebih leluasa. Tidak kaku, karena tidak ada keharusan yang mengikat dari suatu lembaga. Para jurnalis diikat oleh aturan media masing-masing, dengan aneka ketentuan yang harus dipenuhi. Sedangkan netizen, membuat reportase untuk kepentingan publikasi personal, dengan akun media sosial, ataupun blog pribadi maupun platform terbuka seperti Kompasiana, Gurusiana, dan lain sebagainya. Bukan untuk kepentingan media tertentu. Bagaimana cara membuat reportase yang kuat? Berikut beberapa panduan penulisan reportase. Harus Nyata Jangan mengada-ada. Reportase itu jenis nonfiksi, maka tak boleh mengkhayal. Misalnya melaporkan sebuah rumah makan di atas laut selatan Yogyakarta yang sangat eksotis. Ditemani Nyi Roro Kidul. Ternyata setelah dicari pembaca, rumah makan itu tidak ada. Saat ditanya, itu rumah makan ghaib. Pastikan bahwa yang Anda tulis, benar-benar ada. Benar-benar nyata. Bukan imajinasi atau ilusi. Baik berupa kejadian, peristiwa, tempat, alam, bangunan, suasana, panorama, atau apa saja. Harus benar-benar nyata ada. Misalnya, Anda menulis tentang kebun jagung yang sangat luas di sebuah desa. Satu desa di mana penduduknya semua menanam jagung di kebun atau halaman rumahnya. Desa itu dikenal sebagai desa jagung, karena semua warga masyarakat memiliki tanaman jagung. Setelah ditelusuri oleh pembaca, terntara desa yang Anda ceritakan itu tidak ada. Desa yang Anda sebutkan dalam reportase, ternyata tidak sesuai kenyataan yang ada. Sangat sedikit tanaman jagung di desa itu. Ternyata desa itu bukan penghasil jagung. Ini namanya menuliskan ilusi. Bukan reportase. Langsung dan Baru Semestinya, Anda langsung berada di lokasi. Bukan sekedar “katanya”, namun Anda benar-benar hadir langsung di lokasi itu, atau melihat langsung kejadian itu. Ini yang disebut dengan langsung’. Anda akan mendapatkan “feel” dari kejadian atau kondisi, apabila Anda benar-benar hadir langsung. Bukan hanya dari melihat foto atau video, atau mendengar dari penuturan orang lain. Setelah Anda hadir, segera tuliskan reportase Anda. Jangan menunggu setahun baru dituliskan. Karena situasi dan kondisi sudah berubah jika Anda tidak segera malaporkannya. Ini yang dimaksud dengan baru’. Misalnya membuat reportase tentang restoran steak yang baru buka. Anda menunda membuat reportase, enam bulan kemudian baru Anda tuliskan. Saat reportase Anda posting, ternyata restoran itu sudah tutup. Lengkapi 5W dan 1 H secara Obyektif Di antara prinsip dalam reportase adalah berpijak pada 5 W dan 1 H secara objektif. 5 W adalah what, who, why, when, where. Sedangkan 1 H adalah how. Ini yang lazim menjadi panduan para jurnalis dalam menuliskan reportase. What, apa kejadian atau kondisi yang hendak Anda laporkan. Who, siapa tokoh atau orang-orang yang penting untuk ditampilkan dalam laporan. Why, mengapa peristiwa / kondisi itu terjadi? When, kapan kejadiannya? Where, di mana lokasinya? How, bagaimana situasi, kondisi atau detail kejadiannya? 5 W dan 1 H ini adalah inti dari sebuah reportase. Tanpa 5 W dan 1 H, Anda bisa disebut menyebar hoax. Misalnya, Anda menulis reportase tentang sebuah restoran di Bantul, Yogyakarta. Anda harus melengkapi data objektif berdasarkan 5 W dan 1 H tersebut, untuk menjadikannya sebagai tulisan reportase. Hadirkan Keunikan Cermati, apa yang unik? Dalam contoh rumah makan tersebut, carilah letak keunikannya. Mungkin rasa yang istimewa, beda dengan warung makan lainnya. Atau mungkin dari segi menu yang sangat komplit. Anda pasti mengerti ada rumah makan yang menyediakan 33 jenis sambal, 30 jenis lauk dan 28 jenis minuman. Ini unik. Keunikan bisa juga hadir dari suasana rumah makan tersebut. Misalnya sejuk, luas, indah, asri, perabotan yang unik, pemandangan yang instagramable, dan lain sebagainya. Keunikan bisa hadir dari pelayanannya, atau bahkan dari para pramusajinya. Cermati semua, cari sisi mana yang unik. Jika cita rasa masakannya biasa saja, coba cari keunikan dari segi yang lainnya. Jika tempatnta biasa saja, coba telusuri sisi keunikan yang bisa dituliskan. Sampai Anda menemukan satu atau beberapa hal yang unik. Jika semua biasa saja, lalu untuk apa Anda tulis menjadi reportase? Lengkapi dengan Pandangan Subyektif Inilah leluasanya netizen. Lebih bebas menambah pandangan subjektif dalam reportase. Anda boleh menyampaikan opini atau pendapat pribadi. Meski subyektif, namun tidak boleh melebih-lebihkan. Misalnya, Anda menyatakan bahwa menu yang paling enak di warung makan tersebut adalah bebek goreng. Lalu Anda menuliskan, “Dibandingkan bebek goreng Pak Slamet yang terkenal itu, ini jauh lebih enak. Bebek goreng pak Slamet tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bebek goreng yang disajikan rumah makan ini”. Pernyataan Anda itu menimbulkan ekspektasi yang sangat tinggi. Begitu ada yang datang membuktikan, ternyata tidak seperti penilaian Anda, mungkin banyak orang memutuskan tidak mau membaca reportase Anda lagi. Jadi, boleh subyektif, namun tetap dalam batas yang wajar. Memberi penilaian dengan yang “paling”, adalah subyektif. Namun tidak boleh hiperbola, karena ingin membantu promosi rumah makan teman. Selamat menulis reportase. Continue Reading

tergolong apakah naskah teks reportase